Setiap kali muncul hal yang baru, pastilah disertai dengan tanggapan pro dan kontra terhadap hal tersebut. Beberapa pertimbangan yang berbeda mendasari tanggapan yang diberikan kepada hal yang baru itu. Adapula yang hanya menjadikan suatu bahan polemik sehingga tanggapannya mungkin pro, tetapi dalam lubuk hatinya, kontra, begitu pula sebaliknya.
Kemunculan hal yang baru, trendnya semakin banyak dari hari ke hari. Lihat saja kemajuan teknologi saat ini. Tidak lagi berhitung tahun atau bulan sesuatu yang baru dalam bidang teknologi akan muncul, tapi hanya dengan hitungan hari saja berderet produk baru muncul. Lebih khusus lagi Teknologi Informasi (TI) sudah tak terbilang jumlahnya tumpah ruah di pasaran dan masyarakat. Masyarakat akhirnya mempunyai banyak alternatif dalam memilih produk TI yang dibutuhkan. Namun, dampak negatifnya juga dapat menaikkan tingkat “semangat” konsumerisme pada sebagai orang. Contoh paling nyata adalah pemakaian heandphone yang setiap saat diganti dengan produk yang lebih baru lagi.
Kemajuan dibidang TI memang tak terbendung lagi dengan adanya jaringan internet yang telah “mewabah” dimana-mana. Saat ini, masayarakat tidak hanya pemakai atau user dari system online tersebut, tetapi juga sebagai penyedia jaringan internet. Internet telah merambah kesegala macam sendi-sendi kehidupan dan cukup bahkan dapat menjadi sangat memengaruhi kehidupan masayarakat. Internet dapat menjadi sarana untuk syiar kebajikan, tetapi secara bersamaan dapat pula menjadi ladang eksploitasi kemaksiatan dan keburukan. Salah satu sarana di internet yang saat ini booming keberadaannya di tengah-tengah masyarakat dunia adalah Facebook (fb). Jejaring social atau pertemanan ini telah diakses dan digemari mulai usia balita (bayi lima tahun) sampai manula (manusia lanjut usia). Mulai dari penjahat kelas kakap sampai penganjur agama telah menjadikan fb sebagai media pengembangan jati dirinya.
Memang beberapa kalangan menafikan keberadaan fb dengan alasan normatif. Unsur negatif dari fb yang sangat mudah menyampaikan hal-hal yang vulgar dan bertendensi mengarah pada kebobrokan prilaku menjadi focus menjastis fb tersebut. Namun, pada saat yang sama sisi positif fb yakni dapat share terhadap suatu pengetahuan atau ilmu tentu saja menjadi keniscayaan yang harus pula dijadikan bahan pertimbangan. Seringnya pemberitaan tentang fb pada sisi negatif juga memengaruhi apresiasi masyarakat yang negative terhadap jejaring social yang telah diakses hampir 10 juta penduduk negeri ini. Media massa hanya menyorot kasuistik, semisal terjadinya penculikan dengan diawali pertemanan di fb, yang beberapa waktu lalu marak terjadi. Belum lagi kasus saling menjelek-jelekkan , menghujat, dan beredarnya sarana pornografi melalui fb. Jika semua hal yang negatif pada fb dikumpulkan tanpa melirik positifnya, maka wajar beberapa kalangan “idealis” akan menolak keberadaan fb di tengah-tengah masyarakat atau pada komunitasnya.
Tak ada yang dapat menolak bahwa fb memang rentan dijadikan sarana “kebejatan”, tetapi dalam menyikapi sesuatu sepantasnyalah dilakukan dengan bijak. Bijak dalam artian berusaha mendalami sesuatu tersebut dan dilakukan dengan sikap netral sehingga jastifikasi terhadap sesuatu tidak dilakukan secara subjektif. Fb juga demikian adanya. Perlu memerhatikan juga sisi “kanannya” atau positifnya. Ternyata seseorang dapat mengetahui keberadaan keluarganya yang selama ini dicari, melalui fb. Ternyata banyak guru saling share terhadap problematika profesinya melalui fb, bahkan dibatasi jarak dan waktu. Ternyata, suatu komunitas dapat berkomunikasi intens terhadap beberapa anggotanya sekaligus tanpa harus meninggalkan rumah masing-masing, juga melalui fb. Ternyata, beberapa dakwah dan anjuran untuk berbuat kebajikan, juga sarananya fb. Semuanya itu adalah sebagian pula unsur positif fb. Jadi, sudahkah penilaian fb yang negatif tersebut betul-betul juga mendata banyak hal yang positif pada fb?
Baiklah, negeri ini menganut system demokrasi. Seseorang bebas mengemukakan pendapatnya masing-masing, tergantung tanggapannya terhadap sesuatu tersebut. Dari sisi mana tinjauan yang diberikan pada fb akan memberikan kesimpulan penilaian tersebut. Namun, secara netral dapat pula dilihat dari sisi pemanfaatan fb tersebut. Jika seseorang menjadikan fb sebagai sarana “mengumbar” hal-hal yang negative dari sisi etika dan agama, maka fb adalah jejaring pertemanan yang negative, pasti! Tetapi, jika fb digunakan sebagai alat menyampaikan dan syiar terhadap anasir-anasir kebajikan, posited, dan religious, saat itu fb adalah jejaring sosial yang perlu diakses. Jika fb dapat diandaikan sebuah pisau, maka pisau itu memang dapat dimanfaatkan untuk memotong ikan, sayur, dan banyak keperluan rumah tangga lainnya. Tetapi, ingatlah bahwa beberapa kejadian penganiayaan sampai berujung pada kematian juga menggunakan pisau sebagai alatnya. SEKIAN.
Fb
Muh. Syukur Salman
Sabtu, 11 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Akses internet yang cepat adalah dambaan semua orang yang aktif memanfaatkan internet sebagai sarana pendukung aktifitasnya. Tak terkecuali...
-
Secara formal memang tidak dikenal istilah sekolah favorit di Negeri ini. Namun, hampir di setiap daerah, sekolah favorit tetap ada dan sema...
-
Banyak pihak yang akhir-akhir ini meragukan efektifikasi program sertifikasi guru dapat meningkatkan professionalisme pahlawan tanpa tanda j...
-
Kata Baskom, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai “tempat air untuk cuci tangan atau muka”. Namun, pada umumnya ibu r...
-
Malam semakin larut, namun mata Rina belum dapat dipejamkan. Degupan jantungnya semakin kencang saja. Mukena yang dipakainya Shalat Isya bel...
Kata Bijak
Apapun harapan dan cita-citamu, semua tergantung kepadamu. Meski bantuan dari oranglain akan sangat bermanfaat, namun sangat kecil bagian dari pencapaian yang kau raih. Usahamu adalah jalanmu untuk menjadi yang kau inginkan. Oleh karena itu, apapun yang telah kau raih dan dapatkan adalah karena dirimu. Senang atau tidak senang terhadap keadaanmu sekarang adalah akibat dari dirimu sendiri. Jadilah dirimu sendiri adalah jalan yang terbaik dan terindah dalam arung kehidupan ini. MS2
Mengenai Saya
![Foto saya](http://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFMkn7MFctRwZg9qGMMDTiPKVwrGEa956KmIS57cLnQqZkXjqgbPSHd-RbC47mhtpGgjubnx8e4YBOSuD0PKH1BCR7t5PLlxG7aMtUjx5Zi6c39UbJaVyhZiWVYNCpFaU/s220/scan0008.jpg)
- Muh. Syukur Salman
- Parepare, Sulawesi Selatan, Indonesia
- Lahir di Parepare, 35 tahun yang lalu tepatnya tanggal 14 Agustus 1973. Menyelesaikan pendidikan tertingginya di Universitas Negeri Makassar tahun 2004 pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Profesi keseharian adalah Kepala SD Negeri 71 Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Kegemaran dibidang tulis menulis juga membuatku telah menerbitkan 3 buku cerita anak, 1 buku kumpulan ESAI/OPINI pendidikan, dan 1 buku kumpulan cerpen remaja Islam. Mempunyai dua anak berumur 4 tahun yang laki-laki bernama Muh. Uswah Syukur dan berumur 2 tahun yang perempuan bernama Sitti Hasanah Syukur,serta seorang istri cantik bernama Mukrimah.
0 komentar:
Posting Komentar