Kata Baskom, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai “tempat air untuk cuci tangan atau muka”. Namun, pada umumnya ibu rumah tangga mengenal baskom sebagai tempat air untuk mencuci pakaian atau piring. Meski telah bergeser pemanfaatannya, namun baskom tetap sama sebagai tempat air. Walaupun terkadang, baskom dapat juga sebagai tempat pakaian, tempat pasir, atau tempat apa saja yang dapat dimuatnya. Semua fungsi baskom tersebut tentu merupakan hal yang biasa saja dan tidak terlalu prinsipil untuk menjadi bahan tulisan popular.
Baskom yang berfungsi sebagai hadiah sebuah lomba, merupakan sesuatu yang unik dan mungkin juga kreatif. Unik, karena fungsi baskom sebagai hadiah, tidak lagi mengalami pergeseran, tetapi telah “meloncati batas ruang dan waktu”. Kreatif, karena baskom sebagai hadiah telah menunjukkan benda yang besar tetapi harga sangat murah. Tetapi, pertanyaannya adalah, bahwa lomba apakah yang juaranya diberi hadiah baskom? Lomba mencuci ibu-ibu darmawati se instansikah? Mungkin juga lomba HUT R.I se RT RW? Tapi, sepengetahuan penulis, sampai akhir Oktober 2011 belum ada lomba yang memberi hadiah baskom. Mungkin saja ada, tapi karena skalanya kecil maka tak terdeteksi oleh penulis yang memang tidak banyak tahu ini.
Tapi, jika sebuah lomba tingkat kota atau kabupaten, dengan tim penilai tak kurang dari 5 orang dari berbagai instansi terkait berkunjung langsung, dan penyerahan hadiahnya dilaksanakan di alun-alun kantor walikota atau bupati setelah upacara hari Senin dengan dihadiri ratusan pegawai utusan seluruh instansi di kota atau kabupaten tersebut, hadiahnya berupa baskom, masuk akalkah? Semua tentu menjawab “tidak masuk akal.” Mungkin saja ada satu dua yang menjawab “mungkin” tetapi dengan tambahan kata “kalau”. Contoh, mungkin saja kalau baskomnya berisi hadiah menarik lainnya, atau mungkin saja kalau di bawah baskom tertempel sebuah amplop berisi uang pembinaan, dan kemungkinan lainnya yang arahnya baskom hanya sebagai simbol, tetapi hadiah sebenarnya adalah di balik baskom tersebut.
Jika itu adalah kejadian nyata adanya, apa masalah jika hadiahnya memang hanya baskom? Mau baskom, mau bakso, tentu tak menjadi masalah yang prinsip jika dijadikan hadiah. Masalah prinsipnya adalah, format dan tingkatan lombanya yang hampir menggambarkan pepatah “antara langit dan bumi.” Baskom bukanlah benda rendahan, meskipun memang harganya cukup murah. Bukan benda rendahan, juga karena fungsinya yang cukup vital dalam urusan rumah tangga. Sekali lagi, masalahnya bukan pada baskom. Baskom tetap baskom yang harganya murah tetapi memunyai fungsi yang vital. Pelaksana lombalah yang menjadi pusat masalah dan telah menyeret-nyeret baskom ke dalam pusat masalah tersebut. Tetapi, jika kita mau berhuznuzzan (berbaik sangka) terhadap pemilihan baskom sebagai hadiah, maka timbul pertanyaan: apa filosofi baskom sehingga dipilih sebagai hadiah lomba tingkat kota atau kabupaten dari sekian banyak pilihan hadiah yang sering dilihat jika suatu lomba diadakan?
Sebenarnya, baskom sebagai hadiah sekali lagi, tak bermasalah jika itu umum dilakukan. Ada perbandingan lomba yang hampir serupa format dan tingkatannya yang membuat hadiah baskom jadi bermasalah. Lomba Perpustakaan Tingkat Kota Parepare, misalnya. Penilainya bahkan hanya intern perpustakaan kota, maksimal 5 orang juga berkunjung langsung untuk menilai, dan penyerahan hadiahnya di gedung perpustakaan kota, dan hadiahnya tentu bukan baskom, disesuaikan dengan tingkatan lomba, yakni tingkat Kota Parepare.
Semoga tulisan ini dapat menginspirasi semua pihak yang sering mengadakan lomba, untuk memikirkan lebih dalam lagi dalam memilih baskom sebagai hadiah lomba. Tulisan ini tentu bukan untuk meremehkan siapapun, terutama bukan untuk meremehkan baskom yang dijadikan hadiah tersebut. Baskom yang terlanjur menjadi hadiah tentu telah difungsikan oleh si penerima hadiah, meskipun setiap kali menggunakan baskom hadiah tersebut akan timbul pertanyaan, ada apa dengan baskom sehingga dijadikan hadiah lomba tingkat kota atau kabupaten? SEKIAN.
Ada Apa dengan Baskom?
Muh. Syukur Salman
Senin, 05 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Akses internet yang cepat adalah dambaan semua orang yang aktif memanfaatkan internet sebagai sarana pendukung aktifitasnya. Tak terkecuali...
-
Secara formal memang tidak dikenal istilah sekolah favorit di Negeri ini. Namun, hampir di setiap daerah, sekolah favorit tetap ada dan sema...
-
Banyak pihak yang akhir-akhir ini meragukan efektifikasi program sertifikasi guru dapat meningkatkan professionalisme pahlawan tanpa tanda j...
-
Kata Baskom, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai “tempat air untuk cuci tangan atau muka”. Namun, pada umumnya ibu r...
-
Malam semakin larut, namun mata Rina belum dapat dipejamkan. Degupan jantungnya semakin kencang saja. Mukena yang dipakainya Shalat Isya bel...
Kata Bijak
Apapun harapan dan cita-citamu, semua tergantung kepadamu. Meski bantuan dari oranglain akan sangat bermanfaat, namun sangat kecil bagian dari pencapaian yang kau raih. Usahamu adalah jalanmu untuk menjadi yang kau inginkan. Oleh karena itu, apapun yang telah kau raih dan dapatkan adalah karena dirimu. Senang atau tidak senang terhadap keadaanmu sekarang adalah akibat dari dirimu sendiri. Jadilah dirimu sendiri adalah jalan yang terbaik dan terindah dalam arung kehidupan ini. MS2
Mengenai Saya

- Muh. Syukur Salman
- Parepare, Sulawesi Selatan, Indonesia
- Lahir di Parepare, 35 tahun yang lalu tepatnya tanggal 14 Agustus 1973. Menyelesaikan pendidikan tertingginya di Universitas Negeri Makassar tahun 2004 pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Profesi keseharian adalah Kepala SD Negeri 71 Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Kegemaran dibidang tulis menulis juga membuatku telah menerbitkan 3 buku cerita anak, 1 buku kumpulan ESAI/OPINI pendidikan, dan 1 buku kumpulan cerpen remaja Islam. Mempunyai dua anak berumur 4 tahun yang laki-laki bernama Muh. Uswah Syukur dan berumur 2 tahun yang perempuan bernama Sitti Hasanah Syukur,serta seorang istri cantik bernama Mukrimah.
Rangking Blog
SYUKUR SALMAN BLOG
0 komentar:
Posting Komentar