Justru, jenis penelitian yang diharapkan untuk dibuat oleh
guru adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena jenis penelitian ini adalah
yang paling mudah dan memungkinkan untuk dilakukan oleh guru. Namanya saja,
Penelitian Tindakan Kelas, artinya penelitian yang dilakukan di kelas pada saat
proses pembelajaran sedang berlangsung dan dilakukan oleh guru yang
bersangkutan. Istilahnya two in one, selain mengajar sebagai tugas pokok
sekaligus melakukan penelitian dalam satu proses kegiatan yakni proses
pembelajaran.
Banyak guru yang merasa kesulitan dalam membuat laporan PTK.
Sebenarnya, kesulitan yang dihadapi sebagian guru tersebut tak lain penyebabnya
ada pada diri guru itu sendiri. Beberapa penyebab dari diri sendiri, antara
lain:
1. 1. Tidak ada kemauan untuk belajar menulis PTK.
Tentu menjadi sunnatullah jika kita
tak pernah mempelajarinya sehingga kita kesulitan untuk mengetahui dan
melakukannya. Perlu disisihkan waktu untuk belajar tentang PTK, baik proses
penelitiannya maupun menulis laporan PTK tersebut. Cukup satu kali mempelajari
serius sehingga seorang guru mampu melakukan PTK dan membuat laporannya
berkali-kali. Proses melakukan PTK juga menjadi waktu belajar menekuni
pembuatan PTK. Oleh karena itu, tak ada alasan guru untuk malas atau tak ada
waktu untuk mempelajari PTK. Sumber belajar pun saat ini teramat banyak dan
teramat mudah, tinggal guru yang mau belajar harus memunyai tekad yang kuat
untuk mengetahui PTK sebagai tuntutan dan cikal terhadap peningkatan pangkat
dan golongan seorang guru.
2. 2. Tidak mau keluar dari zona nyaman
Ada zona nyaman yang dibuat oleh guru
sendiri pada dirinya dalam hal melakukan PTK serta membuat laporannya. Beberapa
guru lebih memilih untuk melimpahkan tugas atau tuntutan membuat PTK kepada
orang lain, meski harus merogoh kocek yang cukup dalam. Zona nyaman ini akan
semakin dinikmati guru jika ada pihak-pihak yang memfasilitasi hal seperti itu.
Padahal, mungkin tak pernah sekalipun guru tersebut mencoba melakukan PTK. Tak
menutup kemungkinan guru seperti ini, memiliki pengetahuan teoritis tentang
PTK, namun karena zona nyaman tadi, maka mereka lebih memilih tidak
memanfaatkan pengetahuannya tersebut dibanding harus melakukan PTK yang seluruh
perlengkapannya ada di depan mata yakni di kelas tempat sehari-hari melakukan proses pembelajaran.
3. 3. Trauma terhadap kegagalan yang pernah dialami.
Hal semacam ini, juga terjadi pada
beberapa guru yang mengatakan sulit dalam melakukan PTK. Mereka selalu
mengingat awal kegagalannya pada saat pertama mencoba melakukan PTK. Belum ada
usaha untuk melakukan introspeksi diri penyebab kegagalan, tetapi mereka
langsung menilai bahwa PTK memang sulit. Kegagalan adalah keberhasilan yang
tertunda. Hampir tak ada seorang yang baru pertama kali melakukan langsung
sempurna. Melakukan dan melakukan lagi adalah suatu proses menuju keberhasilan.
Kegagalan juga dapat disebut sebagai sarana untuk membuat kita semakin besar
dan dewasa. Kegagalan sejatinya tidak membuat trauma, tetapi justru membuat
kita semakin giat untuk belajar dan belajar sehingga kegagalan tersebut
berkurang dan pada akhirnya keberhasilan datang juga.
Ketiga hal yang membuat guru mencap bahwa PTK sulit dilakukan
tentu solusinya tergantung guru itu sendiri. Sampai kapan pun tak akan pernah
bias melakukan PTK jika tidak pernah belajar tentang PTK. Meskipun merasa mampu
melakukannya, jika masih bermalas-malasan serta terkungkung pada zona nyaman
yakni mengamanahkan kepada orang lain untuk membuat PTK nya, tentu tak akan
pernah berhasil. Selanjutnya, jika guru masih berjiwa cengeng dengan terus
meratapi kegagalannya di awal saat mencoba melakukan PTK, tentu hal ini juga
akan menjadi hijab terhadap keberhasilannya yang telah berproses dengan adanya
kegagalan tersebut.
Saking mudahnya PTK tersebut, dapat diandaikan sebagai
penelitian puzzle. Artinya, PTK memunyai pola yang pada dasarnya sama, tinggal
guru mengubah conten atau isi penelitian yang ditulis. Semua PTK bersiklus,
setiap siklus diisi beberapa pertemuan tatap muka. Skema PTK setiap hanya empat
yakni: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Lalu, dimana
sulitnya? Oleh karena itu, kesulitan PTK sebenarnya dibuat oleh guru itu
sendiri, bukan pada PTK nya. Seperti diawal dijelaskan bahwa PTK dimunculkan
sebagai salah satu jenis penelitian pada hakikatnya untuk memberi kemudahan
kepada guru untuk meneliti. Mereka tak perlu meninggalkan sekolah, kelas, dan
tugas pokoknya tetapi tetap dapat melakukan penelitian. Oleh karena itu,
sejatinya guru dapat mengatakan seperti judul tulisan ini. SEKIAN
0 komentar:
Posting Komentar