Kasihku… hari ini kembali kukirim surat untukmu. Tidak
seperti biasanya, suratku kali ini lebih spesial. Spesial, karena aku
mengirimnya saat Valentine’s Day (V Day)atau hari kasih sayang. Namun, tentu
maksud saya bukan mau mengajakmu merayakan V Day, seperti sebagian anak muda
melakukannya. Mereka menganggap bahwa hari ini yang bertepatan 14 Februari
adalah kesempatan untuk berbuat sesuka hati. Tak ada batas antara pria dan
wanita. Tidak lagi mengenal muhrim atau bukan, V Day adalah kesempatan untuk
meluapkan keinginan yang terpendam, pikirnya.
Kasihku… tidakkah mereka tahu bahwa V Day adalah budaya barat
yang sangat bertolak belakang dengan budaya ketimuran kita? Dianggapnya semua yang
diadopsi dari barat adalah kemajuan dan modern. Mereka bahkan beranggapan bahwa
orang-orang yang tidak merayakan V Day adalah kuno dan tertinggal. Padahal,
mereka tidak menyadari bahwa infiltrasi kebudayaan barat semakin gencar demi
merusak karakter bangsa ini. Pengalaman 350 tahun pada masa penjajahan tentu
tak pernah terlupakan bagi bangsa kita. Di era sekarang, seni menjajah telah
bergeser dari penjajahan yang bersifat militer menjadi penjajahan yang
berkaitan dengan kebudayaan. Salah satu contoh nyata dari semua itu adalah cara
berpakaian. Lihatlah saat ini, pakaian yang dikenakan perempuan, lebih terbuka
daripada pakaian lelaki. Oleh karena itu, saya juga salut kepadamu yang tetap
istiqamah mengenakan jilbab yang dapat menjauhkanmu dari prilaku nakal lelaki.
Kasihku… saya yakin engkau pun sepaham denganku. Bahwa kita
dan negeri kita memunyai nilai-nilai luhur bangsa. Indonesia juga dibangun
dengan nilai etika dan terutama nilai agama. Semua agama setidaknya memunyai
aturan berkenaan tata krama dalam hubungan pria dan wanita. Didukung pula oleh
nilai-nilai budaya bangsa kita yang sangat menjunjung harkat dan martabat
manusia. Agama kita pun, Islam, dengan sangat tegas melarang pergaulan bebas
pria dan wanita tanpa hubungan resmi menurut agama dan negara kita. Itu pulalah
yang membuat hubungan kita tetap bertahan karena tujuan kita, Insya Allah
mulia.
Kasihku… memang berat apa yang kita lakoni. Di saat, sekitar
kita dengan bebasnya dan secara terbuka menjalin hubungan yang hampir tanpa
batas. Kita tetap dengan keyakinan ini, bahwa sungguh telah rontok harkat dan
martabat kita sebagai manusia yang berTuhan jika berbuat yang sangat dinista
oleh agama kita, termasuk merayakan V Day dengan salah. Sebenarnya, memang
dalam agama kita menganjurkan agar niat baik itu disegerakan. Tak baik kita
berlama-lama begini meski tak pernah sekalipun kita melanggar etika dan agama.
Kita harus selalu berdoa agar lindungan-Nya tetap tercurah untuk menjaga kita
dari perbuatan maksiat. Namun, setelah pendidikan kita selesai dan dirasa telah
mampu menjalani bahtera rumah tangga, aku akan segera melamarmu.
Kasihku… V Day akan selalu datang setiap tahunnya, dan tak
ada seorang pun yang mampu menghalangi kedatangannya. Namun, yang bisa kita
lakukan adalah memberi pencerahan tentang V Day tersebut. Jadikan V Day sebagai
hari kasih sayang yang positif. Hari itu akan sangat berlimpah pahala jika
dijadikan momen untuk menunjukkan cinta anak kepada orang tuanya, begitu pula
sebaliknya. Cinta siswa kepada gurunya, cinta kakak kepada adiknya, dan begitu
pula sebaliknya. Rasulullah juga menyuruh kita mencintai manusia sebagaimana
kita mencintai diri kita. Pencerahan seperti ini tentu sulit, namun bukan
merupakan sesuatu yang mustahil untuk diusahakan. Begitu banyak anasir
pendukung terhadap propaganda tidak benar terhadap cara merayakan V Day, namun
tentu masih ada cahaya digelapnya malam. Usaha kita yang peduli terhadap
pengaruh negativ dari perayaan V Day selama ini, sedikit demi sedikit kita
jadikan positif dengan hal seperti yang dimaksud di atas. Apalagi, Majelis
Ulama Indonesia telah mengharamkan perayaan V Day yang bertentangan dengan
norma keIslaman.
Kasihku… surat ini meski aku tujukan kepadamu, namun saya
yakin engkau berkeinginan menunjukkan kepada kaummu (Hawa). Biarlah mereka
membaca semua isi suratku kepadamu, sebagai salah satu bentuk pencerahan
terhadap perayaan V Day ini. Aku sangat berharap, semua Hawa dan masih gadis
yang telah membaca suratku ini menjadikannya bahan introspeksi diri dan
menganggap surat ini dari kekasihnya juga. Tentu, aku pun akan berusaha agar semua
Adam yang masih perjaka juga dapat membaca serta membuat surat untuk
kekasihnya, seperti suratku kepadamu. Akhirnya, aku berharap agar di setiap
Shalatmu do’a terkabulnya tujuan hubungan kita ini mendapat ridho-Nya,
sebagaimana aku pun lakukan di setiap
shalatku. SEKIAN.
0 komentar:
Posting Komentar